Judul Buku :
Pengembangan Soft Skills Guru
Penerbit : Pedagogia Yogyakarta
Jml Halaman :
100 halaman
(Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran)
Pentingnya Soft Skill Bagi Guru
Pernahkah Anda menjumpai seorang guru yang
cerdas tapi tidak menyenangkan? Atau pernahkan Anda menjumpai guru dengan
kemampuan biasa saja namun menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran?
Manakah yang akan Anda pilih?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
adalah pembuka dari buku ini.
Tentu saja, kalau saya bisa memilih, maka
saya akan memilih menjumpai seorang guru yang cerdas dan juga menyenangkan.
Saya kira hampir seluruh jawaban kita akan sama.
Untuk mencapai tujuan ini, tentulah perlu
adanya peningkatan kualitas seorang guru selain keterampilan dan pengetahuan
mengajar –yang dalam buku ini disebut hard
skills. Dalam paradigma pendidikan yang baru, tugas seorang guru memang
bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik. Dalam mendidik inilah, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan beradaptasi, bekerja sama, tanggung jawab, kejujuran,
dan sebagainya sangat dibutuhkan. Kemampuan-kemampuan inilah yang disebut soft skills.
Pada dasarnya soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain (interpersonal skills)
dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mendongkrak kinerjanya secara
maksimal.
Bila dicermati lebih lanjut dalam
kompetensi guru yang termasuk soft skills
adalah kepribadian dan sosial. Kompetensi kepribadian disebut dengan intrapersonal
skills karena berhubungan dengan personal, sedangkan kompetensi sosial
disebut interpersonal skills.
Sedangkan dua kompetensi lain yaitu pedagogik dan profesional termasuk hard skills.
Lalu bagaimanakah cara mengembangkan
kemampuan soft skills ini?
Pengembangan Intrapersonal Skills
Bagi Guru
Dalam
pengembangan intrapersonal skills, perlu adanya pengembangan kekuatan yang ada
dalam diri kita. Seperti ucapan al-Ghazali, ”Barang siapa mengenal hatinya,
maka ia akan mengenal dirinya.”
Kekuatan-kekuatan apa yang patut kita gali
dalam diri kita?
Pertama
kekuatan kesadaran. Pertanyaan
pertama, apakah Anda menikmati sebagai guru? Bagaimanakah kalau menjadi guru karena panggilan
hati, bukan panggilan gaji? Orang yang menjadi guru karena panggilan hati, ia
akan bekerja secara all-out,
berkomitmen, serta ikhlas. Bila hal ini sudah Anda sadari, maka Anda memiliki
sebuah kekuatan kesadaran.
Kedua kekuatan tujuan. Anda fokuskan,
tanamkan dalam hati tujuan Anda mengajar. Kenapa tujuan itu penting? Karena pada prinsipnya
kita akan lebih termotivasi menjalankan sesuatu bila memiliki tujuan yang
jelas.
Ketiga
adalah kekuatan keyakinan. Keyakinan Anda sebagai guru yang hebat akan segera
diwujudkan kalau anda memiliki tiga jenis keyakinan, yaitu keyakinan kepada
Allah swt., keyakinan kepada diri sendiri, dan keyakinan kepada orang lain.
Keempat
kekuatan cinta. Anda mencintai pekerjaan yang Anda lakukan, maka Anda akan
sepenuh hati serta penuh semangat dalam menjalankannya.
Kelima
adalah kekuatan energi positif. Seseorang kadang tidak bisa melompati sebuah
parit yang cukup lebar, namun tiba-tiba ia bisa melakukannya karena
dikejar-kejar anjing gila. Mengapa hal tersebut bisa dilakukan? Dalam bahasa Prof.
Yohanes Surya disebut dengan MESTAKUNG, Semesta Mendukung. Energi positif dalam
diri Anda akan timbul bila Anda selalu berpikir positif untuk bisa. Maka keluarlah dari comfort zone
Anda.
Kekuatan
yang keenam adalah kekuatan konsentrasi. Kekuatan ini terletak pada fokus dalam
menghadapi persoalan. Kegiatan apa pun jika kita jalani dengan penuh
konsentrasi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Yang
terakhir adalah kekuatan keputusan. Kekuatan terbesar yang kita miliki adalah
kekuatan memilih. Dan memilih merupakan satu langkah menuju perubahan. Mulai
saat ini Anda bisa memilih menjadi guru yang menyenangkan. Itu bisa saja.
Pengembangan Interpersonal Skills
Bagi Guru
Tentu dalam sebuah hubungan atau relasi
keterampilan yang perlu dikembangkan adalah keterampilan berkomunikasi.
Kemampuan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menguasai kompetensi
sosial. Kompetensi inilah yang membantu Anda dalam membangun relasi dengan
orang lain seperti peserta didik, kolega guru, kepala sekolah, orangtua murid,
serta masyarakat.
Prinsip
komunikasi yang efektif dewasa ini ialah yang memenuhi REACH; Respect
(menghargai orang lain), Emphaty (mengerti dan mendengarkan orang lain),
Audible (dapat dipahami), Clarity (kejelasan, tidak multitafsir), dan Humble
(sikap rendah hati).
Sebagai
guru, Anda juga diharuskan mempunyai keterampilan memberikan motivasi. Motivasi
itu bisa berasal dari dalam diri peserta didik, seperti mendorong rasa ingin
tahu dan juga bisa dari luar diri peserta didik, seperti memberi hadiah dan
ganjaran.
Selain
keterampilan tadi, seorang guru juga harus menguasai keterampilan membangun
tim. Seperti yang kita tahu, dalam kehidupan banyak hal yang dilakukan bersama
dengan orang lain. Dalam keterampilan ini juga dituntut keterampilan komunikasi
antar anggota tim. Kemampuan bertanya, mengemukakan pendapat, menawarkan
bantuan, menghargai pendapat orang lain adalah sejumlah contoh komunikasi yang
baik antar anggota dalam sebuah tim.
Keterampilan
yang tidak kalah pentingnya ialah keterampilan mediasi. Dengan keterampilan ini
diharapkan guru bisa menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Secara
keseluruhan buku ini sangat menarik. Penulis menjabarkan isi dalam buku dengan
terlebih dahulu bertanya. Dengan begitu isi dalam buku ini akan lebih meresap
ke dalam ingatan pembacanya karena kita diajak mengikuti pola pikir si penulis.
Buku ini juga dilengkapi dengan seratus
empat kalimat-kalimat yang memotivasi pembaca. Kalimat-kalimat ini dikutip dari
orang-orang terkenal, berpengaruh, serta bijak. Kalimat yang sangat saya suka
adalah ucapan Anatole France, ”Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya
bertindak, tapi juga bermimpi. Jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk
berupaya.”
Semoga
sedikit ulasan buku ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.[]